0

Sejenak Menikmati Hidup

Author Nur    Category

Alkisah ada dua orang anak laki-laki, Bob dan Bib, yang sedang melewati lembah buah strawberry. Di tengah lembah itu terdapat jalan setapak yang beraspal. Di jalan itulah Bob dan Bib berjalan kaki bersama. Di kiri-kanan jalan lembah itu terdapat banyak buah strawberry yang berwarna merah dengan ukuran yang besar – besar . Buah-buah yang terlihat seperti berbaris itu seakan menunggu tangan-tangan kecil Bob dan Bib untuk mengambil dan menikmati kelezatan mereka.
Bob sangat kegirangan melihat banyaknya buah strawberry yang bisa diambil. Maka ia pun sibuk mengumpulkan buah-buah tersebut. Ia mempercepat jalannya supaya bisa mengambil buah strawberry lainnya yang terlihat sangat banyak di depannya.Bob mengumpulkan sangat banyak buah strawberry yang ia simpan di dalam tas karungnya. Ia sibuk mengumpulkan buah-buah tersebut tapi sepertinya buah-buah tersebut tidak pernah habis maka ia memacu langkahnya supaya bisa mengambil semua buah yang dilihatnya.
Tanpa terasa Bob sampai di ujung jalan lembah buah strawberry. Dia melihat gerbang bertuliskan "Selamat Jalan". Itulah batas akhir lembah buah strawberry.
Di ujung jalan, Bob bertemu seorang lelaki penduduk sekitar. Lelaki itu bertanya kepada Bob, "Bagaimana perjalanan kamu di lembah buah strawberry?
Apakah buah-buahnya lezat? Apakah kamu mencoba yang sebelah kanan jalan?
Itu rasa yang paling disenangi. Atau kamu lebih menyukai yang disebelah kiri jalan?
Itu juga sangat lezat." Bob terdiam mendengar pertanyaan lelaki tadi.
Ia merasa sangat lelah dan kehilangan tenaga. Ia telah berjalan sangat cepat dan membawa begitu banyak buah strawberry yang terasa berat di dalam tas karungnya.Tapi ada satu hal yang membuatnya merasa terkejut dan ia pun menjawab pertanyaan lelaki itu, "Buahnya saya lupa makan!"
Tak berapa lama kemudian, Bib sampai di ujung jalan lembah buah strawberry.
"Hai, Bob! Kamu berjalan cepat sekali.. Saya memanggil-manggil kamu tapi kamu sudah sangat jauh di depan saya." "Kenapa kamu memanggil saya?"tanya Bob.
"Saya ingin mengajak kamu duduk dan makan strawberry bersama.
Rasanya lezat sekali. Juga saya menikmati pemandangan lembah, indah sekali!"
Bib bercerita panjang lebar kepada Bob. "Lalu tadi ada seorang kakek tua yang sangat kelelahan. Saya temani dia berjalan. Saya beri dia beberapa buah yang ada di tas saya. Kami makan bersama dan dia banyak menceritakan hal-halyang lucu.
"Kami tertawa bersama." Bib menambahkan.
Mendengar cerita Bib, Bob menyadari betapa banyak hal yang telah ia lewatkan dari lembah buah strawberry yang sangat indah. Ia terlalu sibuk mengumpulkan buah-buah itu. Tapi pun ia sampai lupa memakannya dan tidak punya waktu untuk menikmati kelezatannya karena ia begitu sibuk memasukkan semua buah itu ke dalam tas karungnya.
Di akhir perjalanannya di lembah buah strawberry, Bob menyadari suatu hal dan ia bergumam kepada dirinya sendiri, "Perjalanan ini bukan tentang berapa banyak buah yang telah saya kumpulkan. Tapi tentang bagaimana saya menikmatinya dengan berbagi dan berbahagia."
Ia pun berkata dalam hati, "Waktu tidak bisa diputar kembali."
Perjalanan di lembah strawberry sudah berlalu dan Bob pun harus melanjutkan kembali perjalanannya.


Dalam kehidupan kita, banyak hal yang ternyata kita lewati begitu saja. Kita lupa untuk berhenti sejenak dan menikmati kebahagiaan hidup. Kita menjadi Bob dilembah buah strawberry yang sibuk mengumpulkan buah tapi lupa untuk menikmatinya dan menjadi bahagia.
Pernahkan Anda bertanya kapan waktunya untuk merasakan bahagia?
Jika saya tanyakan pertanyaan tersebut kepada para klien saya, biasanya mereka menjawab, "Saya akan bahagia nanti... nanti pada waktu saya sudah menikah... nanti pada waktu saya memiliki rumah sendiri... nanti pada saat suami saya lebih mencintai saya.... nanti pada saat saya telah meraih semua impian saya... nanti pada saat penghasilan sudah sangat besar...
Pemikiran 'nanti' itu membuat kita bekerja sangat keras di saat 'sekarang'.
Semuanya itu supaya kita bisa mencapai apa yang kita konsepkan tentang masa'nanti' bahagia.
Terkadang jika saya renungkan hal tersebut, ternyata kita telah mengorban kanbegitu banyak hal dalam hidup ini untuk masa 'nanti' bahagia. Ritme kehidupan kita menjadi sangat cepat tapi rasanya tidak pernah sampai di masa 'nanti'bahagia itu. Ritme hidup yang sangat cepat...
target-target tinggi yang harus kita capai, yang anehnya kita sendirilah yang membuat semua target itu... tetap semuanya itu tidak pernah terasa memuaskan dan membahagiakan.
Uniknya, pada saat kita memelankan ritme kehidupan kita; pada saat kita duduk menikmati keindahan pohon bonsai di beranda depan, pada saat kita mendengarkan cerita lucu anak-anak kita, pada saat makan malam bersama keluarga, pada saat kita duduk bermeditasi atau pada saat membagikan beras dalam acara bakti sosial tanggap banjir; terasa hidup menjadi lebih indah.
Jika saja kita mau memelankan ritme hidup kita dengan penuh kesadaran;memelankan ritme makan kita, memelankan ritme jalan kita dan menyadari setiap gerak tubuh kita, berhenti sejenak dan memperhatikan tawa indah anak-anak bahkanmenyadari setiap hembusan nafas maka kita akan menyadari begitu banyak detil kehidupan yang begitu indah dan bisa disyukuri.
Kita akan merasakan ritme yang berbeda dari kehidupan yang ternyata jauh lebih damai dan tenang.
Dan pada akhirnya akan membawa kita menjadi lebih bahagia dan bersyukur seperti Bib yang melewati perjalanannya di lembah buah strawberry.
---

Post comment